Jumat, 29 Mei 2009

bangun tidur

lari
sunyi
tanpa expresi
ditemani mtv

pilu
bau
skripsi menantimu
sarapan menunggu
ingus menari diiringi lagu cinta melulu
walau tak tahu
seperti apa cinta itu

menonton Youtube
TERPESONA VIDEO CSS MOVE

Senin, 17 Desember 2007

Idealisme atau uang

uang

uang

idealisme

idealisme

cap...cip...cup

yang mana ya???

suatu pilihan yang sulit..

saat ini saya masih berjiwa muda jadi wajar saja kalau saya memilih idealisme..tapi tidak tahu jika suatu saat sudah punya isteri dan anak balita yang masih dalam masa pertumbuhan dan butuh pendidikan yang tinggi..
maksud saya dengan idealisme disini adalah dipandang dari segi produsen yaitu orang - orang yang berkarya dan berkreasi dalam bentuk apa saja dalam seni.
hmm..
mungkinkah 2 hal ini bisa disatukan?
mungkin saja apabila pendidikan masyarkat lebih tinggi sehingga pasar kita adalah pasar yang lebih kritis dan lebih selektif dalam memilih karya.
Producer atau pemodal tidak lagi memilih artis yang 'kacangan' karena pasar yang kritis.
ada teman berkata,
berkaryalah terus janganlah pikirkan uang karena uang akan datang sendiri..
imitasi itu baik tapi lebih baik kalau dimodifikasi, tidak ada lagi saat ini karya yang orisinil..

Kamis, 13 Desember 2007

buku = media tertinggalkan

judul di atas memang sangat mengena bagi masyarakat negara dunia ketiga seperti di Indonesia. masyarakat lebih tertarik menonton televisi yang lebih menjual keglamoran dan sisi human interest yang dilebih-lebihkan seperti acara Super Emak kemarin yang sekilas saya lihat saat makan di warteg dekat kontrakan saya tinggal dan membuat si ibu warteg ikut menangis karena menonton si anak yang menangis saat meminta maaf dengan si ibu..
Pada slide show Perkembangan Teknologi Komunikasi yang menyatakan kalau tingkat membaca di negara dunia pertama mulai menurun karena perkembangan teknologi yang ada seperti internet, game console,dsb.bagaimana dengan nasib masyarakat negara dunia ketiga yang mana tingkat membaca masih sangat minim ?
Jujur, saya sendiri mulai tertarik membaca setelah 2 semester terakhir karena mata kuliah Media dan kajian budaya "memaksa" saya untuk membaca dan ternyata saya tertarik dan mulai bertanya - tanya tentang ini itu..pertanyaan saya mulai terjawab dengan membaca buku..
selain itu, saya BARU menyadari.. KENAPA SAYA BARU MULAI SEKARANG SAAT KULIAH?
Tapi ada pendapat dari teman saya bahwa memulai sesuatu yang baik tidak ada kata terlambat..
Janganlah menyalahkan media seperti televisi atau pemerintah mengapa tingkat membaca di Indonesia rendah, tetapi bertanyalah kepada diri sendiri untuk apa Tuhan melahirkan saya kedunia ini?
Akal budi yang kita miliki janganlah disia - siakan..
sesuai dengan pendapat Foucoult(benarkan kalau namanya saya salah tulis), Knowledge is Power.
power untuk tidak dibodohi
power untuk tidak lagi dijajah (dijajah dengan kebohongan publik di media)
power untuk mengajarkan sesama sehingga nantinya dapat membangun bangsa
power untuk mandiri
Bukanlah hal yang sulit untuk menyisihkan 10 ribu - 30 ribu untuk membeli buku baik itu komik,novel,bahkan buku - buku "berat" seperti Kajian Media Chris Barker(saya juga masih bingung apalagi yang teks asli bukan terjemahan) dibandingkan membeli rokok, membeli film bokep, atau sekedar nongkrong di Starbucks dengan 50 ribu hanya sekedar membeli kopi Kapal Api diblender yang seribu-2000/bungkus



Perdana

ini adalah blog perdana saya..memang sulit untuk memulai tetapi saya beranikan diri karena keinginan tidak dapat tertahankan untuk mencoba dan intuisi - intuisi sudah tidak tertahankan untuk dikeluarkan.
saat ini saya ditemani Naif-Kau.mp3 yang membuat pendengarnya larut dalam suasana sendu dan galau. Cukup mengiris - ngiris jika lirik diresapi.
Memang, sesuai dengan post out friendster saya "cinta = narkoba", lirik Naif ini sangat "menendang".
cinta = narkoba..mengapa begitu?
karena yang saya lihat dan mungkin "pernah merasakan" sekali mencoba langsung tidak bisa lepas..
ingin lagi..ingin lagi..tapi pada kenyataannya? bukan itu yang dibutuhkan
cinta yang saya maksud adalah percintaan anak ingusan yang belum mengerti mencintai dalam arti sebenarnya atau ngetrennya "pacaran ".
Ada teman bercerita."kesel deh tiap ketemu temen lama ko pertanyaannya pacarnya siapa?. Dijawab lagi ga ada, tapi malah maksa 'ah masa ga ada'."
Konstruksi sosial di lingkungan saya telah menyebabkan bahwa pacaran adalah suatu keharusan. padahal hal itu memakan banyak waktu, uang, dan perasaan.
efek narkoba itu biasanya mulai merasuk pasca putus dengan pacar sebelumnya. bukan saya menyalahkan gender, tetapi biasa terjadi pada laki - laki dan saya juga adalah laki - laki (saya tidak tahu kalau perempuan).
Perasaan disayangi, diperhatikan, sentuhan - sentuhan perempuan memang 'kenikmatan' dari cinta ini.
sampai saat ini..efek ini masih sulit untuk dilepaskan. padahal cinta ini bukanlah yang dibutuhkan. yang dibutuhkan adalah kehangatan teman - teman, peningkatan "kepintaran", dan kesadaran akan lingkungan sekitar.
menurut saya, cinta platonik lebih menarik dari cinta narkoba ini.
cinta platonik?
saya sendiri blom pernah mengalami dan mengerti sebenarnya seperti apa tetapi cinta ini tidak menghalangi aktifitas terutama peningkatan "kepintaran" itu sendiri.

Sesuatu yang perdana = sesuatu yang belum sempurna